Kupu - Kupu

Dulu adalah masa dimana aku tak mengenal apapun, manisnya persahabatan , indahnya kehidupan, nikmatnya islam dan apapun itu yang berkaitan dengan kehidupan ini. Hidup hanya kuanggap bagai udara yang bertiup tanpa arah yang jelas. Sebuah kata terasa amat mahal dilontarkan dari mulut ini, bahkan lebih pendiam dari kepompong yang kesepian. Selalu dicemooh oleh teman-teman yang mengangap diriku aneh karna tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Memiliki seorang teman yang ingin mendengarkan gumaman ini selama 15 menit saja itu adalah momen spesial di setiap hari yang kulewati. Sempat terlintas dibenak ini "Apa aku harus terus begini hingga mati nanti ? ". 

Waktu seakan berputar begitu cepat dan semakin cepat , kujalani hidupku tanpa ada keindahan didalamnya. Masa sekolah menengah atas pun kuhampiri, setiap organisasi pun mulai menampakan identitasnya. Hati ini begitu nyaman ketika mendengarkan arahan dari dari kakak kelas yang terlihat begitu akrab, padahal kami belum pernah berjumpa sebelumnya. Saat itu tiba tiba terbesit dibenak pikiranku akan kehadiran keluarga kedua dalam lanjutan hidupku. Keluarga yang tak kukenal tapi seakan aku adalah bagian darinya. Kutuliskan nama panjang ini di lembar kertas yang bertuliskan " ROHIS ".

Mulai detik itu kekawatiranku untuk takut kehilangan keluarga tersebut semakin besar. Ku ikuti keluarga itu dengan sepenuh kebahagiaan ini. Bukan semata karna takut kesepian lagi tapi keluarga ini juga mengubah hidupku 180 derajat. Sampai teman yang tak banyak itu bahkan keluarga ku kaget melihat diriku. dan kini ternyata kepompong hanya sebongkah sampah yang ditinggalkan kupu-kupunya yang sempat menjadi seekor ulat yang tak pernah baik dimata siapa pun. Terbang menyentuh indahnya langit biru.


Syukur yang terus terucap akan nikmat yang diberikan Allah melalui keluarga ini, terpancar jelas melalui senyuman kebahagiaan ini. Kini akan selalu kusisipkan doa indah ini diakhir sholat yang aku kerjakan,

" Ya Allah, sesunguhnya Engkau  maha mengehtahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bertemu dalam rangka menyeru (dakwah dijalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu maka kuatkanlah ikatan pertaliaanya, ya Allah, abadikanlah kasih sanyangnya, tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma'rifatmu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Seseunguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong." ( Doa Rabitah )

*Curhatan seorang mutarabbi kepada murabbinya :)


0 komentar: